Membandingkan Pola Bayi Menyusu dan Alat Pompa ASI

Membandingkan Pola Bayi Menyusu dan Alat Pompa ASI

Do You Know?

Share this content:

Manusia tidak mempunyai kemampuan untuk meniru 100% pola alami bayi, menyusui langsung merupakan pola paling efektif untuk meningkatkan dan mempertahankan ASI

Pemberian ASI memberi kita banyak pengalaman yang unik dan berbeda diantara ibu menyusui, mulai dari kehawatiran ASI tidak cukup, pengorbanan waktu, serta bagaimana cara memerah ASI menjadi lebih efektif dan efesien.

Pada proses menyusui kita mengenal istilah Let-down Reflex atau masyhur dengan istilah LDR. LDR adalah satu fase dimana ketika saraf-saraf dalam payudara terstimulasi baik oleh hisapan bayi maupun alat pompa ASI dan memberi sinyal kepada otak untuk mengeluarkan hormon Oksitosin, satu hormon yang diproduksi untuk mengalirkan ASI dari “pabrik” ASI (Alveoli) menuju saluran ASI (Duktus).

Ketika LDR aktif, maka biasanya ibu merasa ada sensasi geli (tingling) pada payudara, terasa penuh, dan terkadang ASI menetes dari payudara.

Tanda lain dari LDR aktif adalah perubahan pola hisapan bayi, dari hisapan yang cepat dan dangkal berubah menjadi hisapan dalam, berirama dan lambat. Hisapan dalam inilah fase LDR sudah aktif, saat itu bayi mengisap dalam dan lambat, terkadang berhenti untuk dapat menelan ASI.

 

let down reflex menyusui

let down reflex menyusui

UNICEF dalam modul Baby Friendly Hospital Initiative mengkategorikan fase mengisap bayi ke dalam 3 bagian, yaitu fase memulai, fase aktif menyusu dan fase akhir dari menyusu.

Profesor Peter Hartmann bersama timnya dari Departemen Biochemistry, University of Western Australia, pada tahun 2002 melakukan penelitian tentang pola bayi menyusu dan mereka menemuka adanya 2 fase menyusu, yaitu fase stimulasi dan fase ekspresi atau memerah.

Fase stimulasi adalah fase dimana bayi menstimulasi hormon oksitosin atau LDR dengan pola hisapan yang cepat dan dangkal, pada fase ini hanya 3,9% ASI dikeluarkan. Dilanjutkan fase menyusu dimana bayi menyusu dengan pola hisapan lambat dan dalam, pada fase ini 96,1% ASI dikeluarkan.

Lalu bagaimana dengan pompa ASI? Apakah memiliki pola yang sama?

Medela perusahaan dari Switzerland yang sudah berdiri sejak tahun 1961 tetap konsisten mengeluarkan produknya berdasarkan riset-riset terbaru, riset Medela tentang menyusui dapat dikunjungi di website https://www.medela.com/breastfeeding-professionals/research.

Berdasarkan berbagai riset diatas maka Medela mengeluarkan teknologi untuk produk alat perah ASInya yang diberi nama : Teknologi 2-Phase Expression, yaitu teknologi dengan 2 fase memerah atau memompa ASI

Pada fase pertama, yaitu fase stimulasi pompa ASI medela melakukan rangsangan dengan pola mengisap yang cepat mencapai 100 cycle permenit.

Ketika ASI mulai mengalir, maka kita dapat dengan mudah mengganti pola pompa menjadi lebih pelan dan dalam menjadi 60 cycle permenit, untuk dapat mengeluarkan dengan optimal ASI dari payudara.

Dengan pola teknologi 2-Phase Expression ini terbukti dapat mengeluarkan ASI 18% lebih banyak.

Kesimpulan

Manusia tidak mempunyai kemampuan untuk meniru 100% pola alami bayi, menyusui langsung merupakan pola paling efektif untuk meningkatkan dan mempertahankan ASI. Akan tetapi riset membuktikan ada pola-pola tetap pada setiap kali bayi menyusu. Sehingga manusia mencoba membuat duplikasi pola sehingga mendapat hasil lebih baik.

Tidak semua pompa ASI memiliki teknologi yang disesuaikan dengan pola bayi menyusu, memilih pompa ASI memiki dasar riset ilmiah yang baik dapat membantu kita lebih optimal dan lebih lama mempertahankan menyusui setidaknya sampai bayi berusia 2 tahun.