Solusi bagi Ibu Menyusui yang Bekerja

Solusi bagi Ibu Menyusui yang Bekerja

Common Issues & Solutions

Share this content:

Salah satu tantangan terbesar para ibu yang baru melahirkan adalah kembali bekerja lagi. Saat tersebut bisa menjadi pengalaman yang sangat emosional, dan dipenuhi dengan kekhawatiran dalam menyeimbangkan karir yang sangat menuntut sekaligus tetap bisa meluangkan waktu yang cukup untuk keluarga. Dengan kata lain, para ibu ingin bisa melakukan semuanya.

Kabar baiknya adalah ibu dapat mengatur seluruh proses kembali bekerja dengan mulus, namun membutuhkan sedikit perencanaan dan persiapan. Berikut adalah beberapa persoalan yang paling umum dihadapi oleh ibu menyusui yang akan kembali bekerja, dan yang lebih penting adalah dengan diikuti beberapa tips untuk mengatasinya.

 


Mengatur Antara Bayi Dan Pekerjaan

Mengurus seorang bayi adalah suatu profesi 24 jam non-stop. Ketika ibu menambahkan rutinitas tersebut dengan pekerjaan dengan jadwal yang padat, ibu bisa kewalahan menanganinya. Sebenarnya tidak ada keseimbangan sempurna antara pekerjaan, keluarga, dan tanggung jawab lainnya. Maka janganlah ibu terlalu keras pada diri sendiri, apalagi termakan omongan orang lain.

Perlu diingat pula ibu harus pintar merawat diri. Jika ibu tidak sehat dan stress, bagaimana bisa menjalankan kewajiban dengan baik? Pada akhirnya, hidup ibu akan kembali pada titik yang lebih seimbang. Tetapi untuk saat ini, cobalah untuk nikmati prosesnya senyaman mungkin.

 


Menentukan Tempat Penitipan Anak Atau Daycare

Idealnya, ibu dapat membawa sang bayi pada sebuah daycare di kantor ibu atau menitipkannya pada seorang pengasuh bayi yang terpercaya di rumah. Bahkan jika kedua pilihan tersebut tidak tersedia, ada banyak sekali pilihan lain yang mungkin diambil.

Disaat menentukan suatu instansi daycare, pastikanlah bahwa organisasi tersebut sudah:

  • Terakreditasi
  • Terlatih dalam pertolongan pertama
  • Memiliki wilayah lingkungan yang aman dan bersih

Lakukan pemeriksaan latar belakang para pegawai disana, carilah rekomendasi dari orang tua lain, dan lakukanlah semua hal yang mungkin dilakukan untuk memastikan bahwa bayi nantinya akan aman.

Jika ibu masih menyusui, ibu harus memastikan bahwa daycare tersebut siap untuk memberikan ASI pada bayi dengan menggunakan metode pemberian ASI yang ibu pilih. Ibu juga dapat menggunakanSoftcup Feedersebagai salah satu alternatif.

 


Menyusui Dan Memompa ASI Saat Bekerja

Beberapa ibu khawatir akan kemampuan mereka untuk dapat tetap menyusui bayi setelah mulai bekerja kembali. Apakah ASI yang diperah akan cukup? Akankah ada tempat yang disediakan untuk ibu dapat memompa ASI? Apakah rekan bekerja ibu bisa memakluminya? Kehawatiran tersebut memang sangat sah, namun sering kali semuanya berhasil dengan baik-baik saja. Tetap percaya diri, ibu pasti bisa!

Pompa ASI ganda seperti Medela Swing Maxi menjadi pilihan tepat untuk ibu kerja. Kemampuannya untuk menghisap kedua payudara sekaligus sangat menghemat waktu! Memompa ASI secara ganda dengan pompa ASI Medela juga membantu mengeluarkan jumlah ASI sama seperti jumlah yang biasa bayi minum. Jumlah ASI yang ibu produksi pun dapat terjaga

 


Hak Ibu Menyusui Di Tempat Kerja

Apa saja hak ibu dalam hal menyusui di tempat kerja? Di Indonesia, hak-hak tersebut sudah di atur dalam beberapa undang-undang, seperti Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan), Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan), dan lain-lain. Jangan ragu-ragu untuk berdiskusi dengan atasan atau pemberi pekerjaan tentang kemudahan menyusui yang mungkin diberikan, dan bersedialah untuk selalu memberikan saran-saran positif.

 


Apakah Rekan Kerja Akan Memaklumi?

Kini hampir semua orang dapat memahami bahwa hidup seorang perempuan akan berubah selamanya setelah ia memiliki. Jika dibutuhkan, bicarakanlah dengan lebih tertutup bersama para rekan kerja yang paling ibu percaya. Cobalah untuk menggunakan humor dan canda untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa memompa ASI adalah suatu hal yang kadang perlu dilakukan oleh ibu menyusui yang bekerja. Ini semua hanya bagian dari merawat seorang bayi. Semoga mereka dapat memahami dan mengapresiasi dedikasi ibu untuk keluarga serta pekerjaan!

 


Adaptasi Dengan Gaya Bekerja Yang Baru

Setelah ibu memiliki bayi, ibu mungkin akan lebih sulit untuk memiliki jadwal bepergian ke luar kota atau jam kerja yang sama seperti dulu. Pertimbangkanlah untuk berdiskusi dengan atasan di kantor untuk dapat membantu mengatur jam kerja yang lebih kreatif sehingga dapat menjadi kebaikan untuk perusahaan serta diri ibu sendiri. Jika ibu bekerja full time, dapatkah ibu kerja dengan hari yang lebih padat (misalnya 4 hari seminggu dengan 10 jam per hari) atau bekerja dari rumah sehari dalam seminggu? Bagaimana jika mengajukan sistem kerja paruh waktu atau part time? Kuncinya adalah memiliki rencana sebelum ibu mulai bekerja lagi, dan jelaskanlah opsi rencana-rencana tersebut dengan sudut pandang yang menguntungkan bagi perusahaan.

 


Tetap Positif Dan Menjaga Percaya Diri

Banyak sekali dari ibu yang sudah memiliki karir dan posisi yang sangat cemerlang sebelum memiliki bayi. Walaupun demikian, banyak dari mereka yang merasa keletihan atau bahkan terperangkap. Jika ibu mulai merasa demikian, ingatlah bahwa ibu tidak sendiri. Hubungi komunitas pendukung ibu menyusui terdekat, terutama untuk para ibu yang aktif bekerja –atau mulai komunitas tersebut sendiri! Ibu tidak perlu tertahan oleh perasaan dan pemikiran tersebut dalam karir atau kehidupan pribadi.

 


Dampak pada Hubungan dengan Suami

Bekerja kembali sebagai ibu menyusui akan dapat membuka berbagai masalah terkait hubungan dengan suami. Ibu mungkin khawatir tentang kebutuhan finansial. Bisa jadi juga suami ibu merasa tidak jelas tentang fungsinya dalam hubungan. Cobalah untuk memberi dorongan kepada suami untuk lebih jujur dengan perasaannya. Memiliki anak dapat memperkuat hubungan suami dan istri, namun kalian perlu merangkul satu sama lain, menyediakan waktu, dan berasumsi yang terbaik atas niatan serta tindakan masing-masing.

Ibu yang bekerja seringkali ingin menjadi independen, kuat, dan mandiri – namun mereka tetaplah manusia. Jika ibu merasa agak emosional dan kewalahan, ketahuilah bahwa ibu juga sedang memproses momen-momen besar dalam hidup ini yang dibawa karena menjadi seorang ibu. Janganlah takut untuk meminta bantuan. Cobalah untuk menggunakan kekuatan baru ini sebagai seorang ibu, dan jadikanlah hal tersebut sebuah kesempatan untuk memiliki lingkaran pertemanan yang lebih luas (untuk diri ibu serta keluarga). Tidak ada orang yang bisa memenuhi kebutuhannya sendirian, dan menjadi ibu membuat hal itu semakin terlihat lebih jelas.

Apakah kekhawatiran terbesar ibu mengenai menyusui dan kembali bekerja? Apakah ibu memiliki saran untuk para ibu menyusui yang baru dalam situasi ini? Yuk ceritakan ke kami di Facebook Page Medela Indonesia!