Memiliki Anak Kedua? Tips Menghadapi Balita dan Bayi Baru Lahir

Memiliki Anak Kedua? Tips Menghadapi Balita dan Bayi Baru Lahir

Blog

Share this content:

Mendapatkan seorang adik bayi dapat menjadi sebuah kado menyenangkan untuk anak pertama ibu. Sang kakak akan mendapatkan seorang teman baru untuk bermain ketika masih kecil, dan semoga juga akan menjadi teman seumur hidup yang hadir serta tumbuh bersama. Namun memiliki anak kedua sambil merawat anak pertama ibu yang masih balita itu membutuhkan perencanaan yang siap.

Banyak sekali perempuan yang memiliki anak kedua disaat anak pertama mereka berusia 2 hingga 4 tahun. Jika ibu termasuk ke dalam kategori ini, anak pertama ibu akan masih termasuk ke dalam usia balita ketika adiknya lahir. Selain itu anak pertama ibu juga mungkin masih menyusu secara langsung, namun ini akan tergantung pada pilihan ibu serta ayah. Pada masa-masa ini juga sang kakak mungkin secara alami mulai mengeluarkan banyak pertanyaan.

Keingintahuan tersebut sangatlah alami dan seharusnya didukung. Jika ibu dapat membantu sang kakak untuk memahami akan apa yang bakal terjadi, ia akan lebih bersedia untuk mengurus adiknya yang baru lahir.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum dan setelah sang adik lahir.

 


SEBELUM Sang Adik Lahir

Mengapa Ibu Sebaiknya Membicarakan Tentang Kehamilan dengan Sang Kakak?

Kehadiran seorang bayi akan memberikan dampak kepada sang kakak melalui berbagai sisi. Untuk waktu lama, sang kakak adalah pusat perhatian seluruh anggota keluarga. Sekarang ia harus bersaing karena akan memiliki seorang saudara kandung. Para kakak sering kali ingin melindungi atau ikut merawat adik-adiknya, namun sering juga mereka merasa sedikit kecemburuan.

Anak-anak juga perlu mengatur harapannya berkaitan dengan keadaan yang akan mereka hadapi ketika seorang bayi lahir. Sang kakak perlu memahami bahwa adik kandungnya nanti tidak bisa langsung siap untuk diajak bermain bola. Faktanya, ibu perlu menjelaskan bahwa bayi nantinya akan membutuhkan bantuan dari seluruh anggota keluarga selama bulan-bulan awal kehidupannya. Sang bayi membutuhkan seorang kakak untuk memperlakukan mereka dengan hati-hati!

Sebuah pesan penting lain yang perlu ibu jelaskan kepada sang kakak adalah bahwa ia tetaplah penting, walaupun seorang bayi nantinya akan menghabiskan banyak sekali waktu ibunya. Ibu menyayanginya bahkan lebih dari sebelumnya, sebab peran sang kakak di dalam keluarga akan menjadi jauh lebih penting. Sebagai seorang kakak, nantinya ia akan mendapatkan banyak tanggung jawab dan kesempatan baru. Ibu dapat mengatakan bahwa ia akan mendapatkan sesi tamasya spesial atau menikmati hak istimewa khusus sebagai anak tertua. Bahkan mungkin ibu dapat mengajak sang kakak untuk melakukan hal-hal spesial lainnya sebelum sang adik lahir.

Kapan Sebaiknya Ibu Menjelaskan Kepada Sang Kakak Bahwa Ibu Sedang Hamil?

Waktu yang tepat untuk menceritakan kepada sang kakak sebenarnya tergantung pada usia mereka. Secara umum, seorang anak 4 tahun lebih siap mendengarkan tentang kehamilan dibandingkan anak usia 2 tahun. Tidak ada aturan yang pasti, tetapi biasanya lebih baik jika ibu menunggu hingga akhir trimester pertama kehamilan untuk mengungkapkan berita baik ini.

Sebaliknya ibu dapat langsung bercerita kepada anak usia Sekolah Dasar, kapanpun ibu dan suami siap. Ibu tidak perlu merasa harus menjaga rahasia dari mereka jika ibu ingin mereka ikut berbagi dalam kegembiraan ini dengan ibu.

Pada akhirnya, seberapa banyak yang ibu jelaskan tentang kehamilan ini adalah keputusan pribadi. Namun apapun yang ibu putuskan untuk jelaskan, ceritakanlah dengan kata-kata sederhana dan penjelasan satu kalimat yang mudah dipahami. Banyak sekali ibu yang menemukan keseruan dalam menjelaskan konsep-konsep rumit dengan sederhana kepada anaknya. Apakah kehamilan seperti bunga yang mekar? Atau mungkin ibu melihatnya lebih seperti kupu-kupu yang tumbuh di dalam kepompong?

Bagaimana Sebaiknya Ibu Mengungkapkan Kehamilan Kepada Sang Kakak?

Momen pengungkapan seharusnya dibuat menyenangkan. Jadikanlah itu sebuah kejutan yang asyik. Jadilah kreatif dan santai. Libatkan semua anggota keluarga untuk menciptakan sebuah rasa tujuan bersama dan kegembiraan sejak awal. Ibu dapat mengajak sang kakak pada kunjungan dokter kandungan untuk memperlihatkan apa yang sedang terjadi di dalam perut ibu.

Balita merespon dengan luar biasa baik melalui visual, jadi ibu perlu duduk bersama dengan sang kakak untuk menyaksikan sebuah video yang sesuai untuk balita mengenai kehamilan. Ibu juga dapat melibatkan sang kakak ketika ingin mengungkapkan berita baik ini melalui media sosial – contohnya libatkan sang kakak dengan mengambil sebuah foto dengan kertas yang bertuliskan “aku akan menjadi seorang kakak!”.

Bacalah bersama sebuah buku tentang perubahan ini dan bantulah sang kakak untuk menyangkutkan cerita yang ada di dalam buku dengan kehidupannya. Sebuah ide lain adalah dengan membuat kliping atau scrapbook bersama sang kakak dengan mengumpulkan semua hal yang berhubungan dengan perkembangan adik di dalam kandungan. Lalu ibu dapat menambahkan sebuah foto sang adik bayi sendiri atau bersama kakak setelah bayi lahir.

Hal-Hal Yang Dibicarakan dan Dilakukan Bersama Sang Kakak

Ingatkan kakak bahwa seorang bayi sebenarnya hanya melakukan 3 hal – menyusu, tidur, dan menangis. Jelaskan bahwa hal itu akan menyita banyak sekali dari waktu ibu. Ceritakan juga bagaimana saat sang kakak dulu saat bayi, dan bagaimana dulu ibu merawatnya.

Ibu juga dapat mendiskusikan berbagai hal keren yang dapat dibantu oleh sang kakak – membantu ibu di sekitar rumah, merapihkan rumah, dan berbelanja makanan.

Jangan lupa juga untuk menjelaskan tentang menyusui. Sang kakak mungkin akan merasa sedikit cemburu karena begitu banyak waktu yang ibu habiskan dengan adiknya. Maka menjadi sangat penting ketika sang kakak memahami tujuan dari menyusui dan sedikit tentang cara kerja ASI. Ibu bahkan perlu membawa sang kakak ke komunitas pendukung ibu untuk dapat membantu ia memahami proses menyusui dengan lebih baik.

Ingatlah juga bahwa memanusiakan sang bayi di dalam perut ibu itu sangatlah penting. Biarkan sang kakak untuk menyentuh perut ibu disaat sang bayi menendang-nendang. Cara ini akan dapat membantu mereka dalam membangun hubungan bahkan sebelum bayi lahir.

 


SETELAH Sang Adik Lahir

Kehadiran seorang bayi adalah salah satu momen paling membahagiakan dan mengasyikkan untuk sebuah keluarga, namun juga membawa tantangan. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatur periode transisi ini dengan sang kakak.

Atraksi Peran – Ibu Siap Hadapi Tekanan

Banyak anak yang kesulitan menghadapi situasi atau pola baru. Sebagai hasilnya, wajar jika ibu akan menghadapi beberapa tekanan dan emosi tambahan pada awal transisi. Lagipula, dunia sang kakak sedang berubah secara drastis – dan kemungkinannya, ia lebih menyukai keadaan sebelumnya!

Hingga sang adik lahir, sang kakak adalah fokus utama perhatian ibu dan ayah. Seberapa pun ibu sudah siapkan kepada sang kakak untuk kehadiran adiknya, situasi riil sepenuhnya akan baru ia dapatkan setelah adiknya lahir. Sekarang secara tiba-tiba, ayah dan ibu memiliki seorang manusia baru di dalam hidupnya yang perlu mereka perhatikan juga.

Maka jangan kaget jika ibu melihat beberapa ulah atau sikap ketidapatuhan dari sang kakak. Yang terpenting adalah ibu harus tetap tenang. Tunjukkan kepada kakak betapa ibu menyayanginya, namun tetap tegas dalam menerapkan aturan baru. Jika sang kakak melihat ia dapat memperdaya ibu untuk mengurangi waktu bersama bayi, ia dipastikan akan melakukan itu.

Aktivitas Yang Dapat Dilakukan Saat Menyusui Bersama Sang Kakak

Menyusui bayi yang baru lahir sambil mengurus balita dapat menjadi suatu tantangan besar, terutama jika ibu sendirian di rumah. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membuat menyusui menjadi lebih mudah sambil mengawasi seorang balita.

Tips yang paling penting adalah organisir semuanya – aturlah ulang ruang menyusui ibu dan pastikan semuanya sudah aman sesuai kebutuhan sang kakak. Taruh buku dan mainan agar dekat dengan ibu. Ibu mungkin butuh membiarkan sang kakak membaca buku favoritnya, sambil ibu mempersiapkan diri untuk menyusui sang adik.

Banyak ibu yang suka untuk berpelukan dan berbicara dengan sang kakak sambil menyusui adiknya. Hal ini dapat menunjukkan bahwa waktu menyusui tetap dapat menjadi waktu spesial bersama ibu, walaupun ibu sebenarnya juga sambil menyusui sang adik.

Ibu dapat sambil bermain permainan seperti permainan temukan benda atau bernyanyi bersama. Nikmatilah hal-hal lucu yang mungkin terjadi. Saat waktu menyusui, beberapa balita suka untuk berpura-pura sedang menyusui boneka, atau bahkan mobil-mobilan!

Untuk keamanan sang kakak dan ketenangan ibu, pastikan sang kakak berada di ruangan yang sama dengan ibu jika sedang menyusui. Tutuplah pintu atau gunakan pagar penghalang, sehingga kakak tidak bisa melarikan diri dan bermain di toilet ketika ibu sedang menyusui atau beristirahat.

Apakah Memungkinkan Untuk Menyusui Sang Kakak Dan Adik Secara Bersamaan?Menyusui balita dan bayi yang baru lahir secara bersamaan atau tandem itu bisa dilakukan. Jika sang kakak masih menyusu dan ibu berencana untuk menyusui tandem, jelaskan kepada kakak bagaimana hal tersebut akan dilakukan. Tekankan bahwa sang bayi akan lebih banyak meminum ASI daripada dirinya karena bayi belum dapat makan makanan biasa seperti ia. Untuk infomasi lebih, cobalah baca artikel berikut dari La Leche tentang menyusui tandem.

Bagaimana Jika Sang Kakak Sudah Disapih Tapi Minta Menyusu Lagi?Salah satu momen campur aduk perasaan dari menjadi ibu adalah saat terakhir anak menyusu pada kita. Di satu sisi, anak kita sedang bertransisi kepada suatu fase baru dalam hidupnya. Namun di sisi lain, banyak ibu yang merindukan waktu spesial yang mereka dapatkan bersama anak saat menyusui. Kadang terasa sulit untuk dilepaskan. Jika sang kakak sudah disapih, sangat umum jika sang kakak meminta lagi untuk menyusu ketika sang bayi sudah lahir.

Tidak ada jawaban mudah dalam hal ini. Lakukanlah yang ibu rasa paling nyaman untuk ibu. Beberapa ibu sangat bahagia untuk bisa menyusui lagi sang kakak yang sudah disapih –ini bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Tapi jika ibu tidak mau kembali ke masa itu, jelaskan dari awal bahwa “ASI ini untuk adik”. Buat mereka merasa sudah menjadi anak besar, dan jelaskan bahwa mereka siap untuk aneka makanan dan pengalaman baru bersama ibu.

Apakah ibu memiliki ide lain dalam membantu sang kakak dalam memahami situasi yang akan dihadapi dengan ada sang adik? Yuk ceritakan ke kami di Facebook Page Medela Indonesia!