medelabreastfeeding.asia– Dari 2 bayi Indonesia yang berusia di bawah enam bulan, hanya satu yang menerima air susu ibu (ASI) eksklusif. Sementara pada usia anak 23 bulan, tidak lebih dari lima persen yang mendapatkan ASI eksklusif. Demikian laporan lembaga kesehatan dunia WHO pada 3 Agustus 2020.
Artinya, separuh dari jumlah anak Indonesia tidak menerima gizi selama dua tahun pertama usia mereka. Padahal ASI merupakan asupan utama agar imunitas mereka bertambah, sehingga terlindung dari berbagai penyakit. Dalam kalimat lain: ASI membantu bayi bertahan hidup.
Tapi sebagian ibu tidak memberikan ASI-nya lantaran kurangnya pengetahuan, tidak percaya diri dengan produksi ASI-nya, kelelahan dan stres. Nah, pada situasi inilah ayah atau suami dari ibu memiliki peran penting.
“Ayah berperan penting membuat ibu merasa rileks dan meningkatkan happy hormone dalam aktivitas menyusui sehari-hari. Hormon bahagia itu berkontribusi untuk memacu hormon prolaktin, yaitu hormon pelancar ASI,” kata konselor laktasi, Ameetha Drupadi, dalam acara “Sahabat Andalan Ibu” beberapa waktu lalu.
Lalu apa yang dapat dilakukan ayah dalam mendukung pemberian ASI pada anaknya? Banyak. Tujuh di antaranya ialah:
- Memberikan prioritas
Ketika anak lahir, seorang ayah biasanya merombak prioritasnya. Perhatian ayah pada anak dan ibunya khususnya pada masa menyusui harusnya masuk prioritas ayah.
- Aktif belajar ihwal menyusui
Dalam menyusui, ibu biasanya menghadapi kendala. Seorang ayah mestinya terlibat aktif mencari solusi masalah itu dengan menggali informasi dari sumber yang kredibel. Usai mendapatkan jawaban atas masalah tersebut, ayah mendiskusikannya dengan ibu. Oleh karena itu, investasi waktu ayah dalam poin ini sangat berarti dalam mendukung ibu menyusui.
- Pandai memilah informasi
Usia aktivitas menyusui sebaya dengan usia sejarah manusia. Informasi ihwal menyusui berjubel, termasuk informasi turun temurun dari masa ke masa yang tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Atau informasi terbaru tapi jelas-jelas tidak benar alias hoax. Dus, sang ayah mesti menjadi penyaring yang ketat agar ibu tak terpapar infomrasi keliru soal menyusui.
- Mengatur penyimpanan ASIP
Agar asupan ASI bagi bayi senantiasa tercukupi, ayah dapat membantu ibu menyimpan ASI perah (ASIP). Contohnya, ayah menyiapkan botol-botol penyimpanan ASIP, melabelinya masing-masing dan menyimpannya di tempat yang layak. Jika ibu lupa memerah susunya, suami mengingatkannya. Jika ibu tampak tak bersemangat, suami memberikan dukungan.
- Menyenangkan hati istri
Kelalahan atau stres ibu dapat tersingkir jika perasaan senang muncul. Perasaan senang memudahkan ibu menyusui. Oleh karena itu, ayah dianjurkan membuat lingkungan yang menyenangkan bagi istrinya. Misalanya, ayah menyiapkan sarapan bagi istri dan berbagai hal lainnnya.
- Memastikan istri memiliki asupan nutrisi.
Dalam memproduksi ASI yang cukup, istri juga memerlukan asupan nutrisi yang cukup. Nah, ayah kudu memberikan perhatian sekaligus memastikan kecukupan nutrisi bagi istrinya agar proses pemberian ASI pada bayi tetap terjaga.
- Menghabiskan banyak waktu bersama buah hati.
Selain menemani istri menyusui buah hati, ayah dianjurkan menghabiskan waktu bersama anak usai pemberian ASI. Dengan demikian istri dapat beristirahat yang cukup setelah menyusui sehingga stamina dapat terjaga.
Wah, ternyata banyak juga yang dapat dilakukan ayah dalam membantu anak menerima ASI yang cukup. Jadi, tunggu apalagi? Peran Anda sebagai ayah sangat dibutuhkan.